Kriptid Wiki
Tidak ada ringkasan suntingan
k (Afif Brika moved page Moa raksasa to Moa)
 
(4 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
'''Moa raksasa '''(Dinornis) adalah genus burung ratite yang sudah punah yang masuk kedalam famili moa. Spesies ini [[Berkas:Moa.jpg|thumb|350px|Dinornis spp., moa raksasa dari Ensiklopedia The New Gresham.]]endemik terhadap Selandia Baru.
+
[[Berkas:Moa.jpg|thumb|350px|Dinornis spp., moa raksasa dari Ensiklopedia The New Gresham.]]
  +
'''Moa '''(Dinornis) adalah genus burung yang sudah punah dalam famili moa. Spesies ini endemik terhadap Selandia Baru.
Dinornis merupakan salah satu burung terbesar yang pernah hidup. Burung ini memiliki tinggi 3 m dan berat 300 kg. Sayapnya berwarna coklat kemerahan dan seperti rambut, dan menutupi hampir seluruh tubuh kecuali bagian bawah kaki dan kebanyakan kepala. Kakinya besar dan kuat, dan burung ini memiliki leher panjang yang membuat mereka dapat mencapai tanaman tinggi.
+
Dinornis merupakan salah satu burung terbesar yang pernah hidup. Burung ini memiliki tinggi 3 m dan berat 300 kg. Sayapnya berwarna coklat kemerahan, dan menutupi hampir seluruh tubuh kecuali bagian bawah kaki dan sebagian besar kepala. Kakinya besar dan kuat, dan burung ini memiliki leher panjang yang membuat mereka dapat mencapai tanaman tinggi.
Moa raksasa, seperti moa lainnya, dihabisi oleh koloni manusia yang memburunya untuk makanan. Semua taxa pada genus ini punah pada tahun 1500 di Selandia Baru. Ketika orang pertama kali tiba di Selandia Baru, mereka menemukan burung bersayap raksasa yang dikenal sebagai Moas. Burung ini adalah langka sejati karena semua kerabat lainnya mereka (cassowarys, emu, ostrichtes) yang terkandung sayap. Moas bisa mencapai hingga dua belas meter dalam ukuran, lebih besar daripada burung lainnya di pulau. Karena apa yang banyak orang percaya akan diburu, Moas punah beberapa waktu antara 1600-an dan awal 1800-an. Namun, dalam tahun 1840-an, Austrailian burung pelukis John Gould melaporkan melihat kiwi raksasa di Pulau Selatan, Selandia Baru, yang berada di sekitar satu meter dan telah mendorong kaki. Gould memacu kaki discription telah cocok mereka dari fosil moa kaki-cetak ditemukan di North Island. Pada tahun 1978, sebuah tim peneliti Jepang menyelidiki Pulau Selatan untuk melihat apakah Moas masih tinggal di daerah, tetapi tidak mendapatkan bukti Moas 'surivial. Sangat mungkin bahwa penampakan moa hanya keliru penampakan burung besar lainnya ditemukan di pulau. Moa penampakan biasanya dianggap Australian Raptor .
+
Moa raksasa, seperti moa lainnya, dihabisi oleh koloni manusia yang memburunya untuk makanan. Semua taxa pada genus ini punah pada tahun 1500 di Selandia Baru. Ketika orang pertama kali tiba di Selandia Baru, mereka menemukan burung bersayap raksasa yang dikenal sebagai Moas. Burung ini sangat aneh seperti kerabatnya (kasuari, emu, burung onta) yang memiliki sayap. Moa bisa mencapai hingga dua belas meter dalam ukuran, lebih besar daripada burung lainnya di pulau itu. Karena disebabkan perburuan liar, Moa punah beberapa waktu antara 1600-an dan awal 1800-an. Namun, dalam tahun 1840-an, pelukis John Gould melaporkan melihat kiwi raksasa di Pulau Selatan, Selandia Baru, setinggi satu meter dan bertaji. Deskripsinya cocok dengan  cetakan fosil moa yang ditemukan di Pulau Utara. Pada tahun 1978, sebuah tim peneliti Jepang menyelidiki Pulau Selatan untuk melihat apakah Moa masih tinggal di daerah itu, tetapi tidak mendapatkan bukti adanya Moa. Sangat mungkin bahwa penampakan moa hanya kekeliruan penampakan burung besar lainnya yang ditemukan di pulau itu. Penampakan moa biasanya dianggap sebagai Raptor Australia.
  +
  +
[[en:Moa]]
 
[[Kategori:Kriptid]]
 
[[Kategori:Kriptid]]

Revisi terkini sejak 20 Agustus 2013 06.50

Moa

Dinornis spp., moa raksasa dari Ensiklopedia The New Gresham.

Moa (Dinornis) adalah genus burung yang sudah punah dalam famili moa. Spesies ini endemik terhadap Selandia Baru. Dinornis merupakan salah satu burung terbesar yang pernah hidup. Burung ini memiliki tinggi 3 m dan berat 300 kg. Sayapnya berwarna coklat kemerahan, dan menutupi hampir seluruh tubuh kecuali bagian bawah kaki dan sebagian besar kepala. Kakinya besar dan kuat, dan burung ini memiliki leher panjang yang membuat mereka dapat mencapai tanaman tinggi. Moa raksasa, seperti moa lainnya, dihabisi oleh koloni manusia yang memburunya untuk makanan. Semua taxa pada genus ini punah pada tahun 1500 di Selandia Baru. Ketika orang pertama kali tiba di Selandia Baru, mereka menemukan burung bersayap raksasa yang dikenal sebagai Moas. Burung ini sangat aneh seperti kerabatnya (kasuari, emu, burung onta) yang memiliki sayap. Moa bisa mencapai hingga dua belas meter dalam ukuran, lebih besar daripada burung lainnya di pulau itu. Karena disebabkan perburuan liar, Moa punah beberapa waktu antara 1600-an dan awal 1800-an. Namun, dalam tahun 1840-an, pelukis John Gould melaporkan melihat kiwi raksasa di Pulau Selatan, Selandia Baru, setinggi satu meter dan bertaji. Deskripsinya cocok dengan  cetakan fosil moa yang ditemukan di Pulau Utara. Pada tahun 1978, sebuah tim peneliti Jepang menyelidiki Pulau Selatan untuk melihat apakah Moa masih tinggal di daerah itu, tetapi tidak mendapatkan bukti adanya Moa. Sangat mungkin bahwa penampakan moa hanya kekeliruan penampakan burung besar lainnya yang ditemukan di pulau itu. Penampakan moa biasanya dianggap sebagai Raptor Australia.